Merauke

DARI ketinggian, aku hanya mampu melihat dari ketinggian, nampaklah puncak Jaya Wijaya yang sedang merenung. Megah sekaligus angkuh. Ingin kugapai namun tak terjangkau, sebagaimana juga sukma-mu yang bersikukuh di pedalaman, begitu bersahaja namun tak dapat diraba. Dari ketinggian pula, aku melihat danau Sentani yang eksotik dengan kaki bukit yang meliuk-liuk seikal rambut-mu, seperti ular naga sedang...
BACA SELENGKAPNYA

Jakarta (1)

MEREKA datang padaku meloncat-loncat, tak ubahnya seekor kodok. Betapa kurang ajar dan tidak tahu tata susila. Mereka mendongak, mendesis-desis dengan air liur meleler, lalu dengan sok berwibawa, berkata, “Percayakan suara-mu kepadaku!”         -Aku ingin menertawakannya, sepuas-puasnya, seperti melemparkan gelas kristal sekencang-kencangnya,hingga rumpang berkeping-keping....
BACA SELENGKAPNYA

Jakarta (2)

DI Silang Monas, aku mengawang lagi. Aku akan kembali tidur dua ratus lima puluh tujuh tahun. Sampai dinasti tujuh kali berganti. Sampai lenyap harap. Aku akan meneruskan mimpi, toh kota ini tercipta oleh dan untuk para pemimpi. Dan sebab hanya di dalam impian bisa berjumpa kesejatian. Hai nona manis yang minimalis, di dalam impian pula kita pernah bersua, bukan?     Di Silang Monas,...
BACA SELENGKAPNYA

Jakarta (3)

JADILAH warga negara yang baik. Berdermalah, dan bayarlah pajak. Begitulah para penguasa berkelakar         Apakah mereka tidak tahu kalau aku sudah menjadi warga yang baik dari sebuah negara? Entah negara apa yang kupijak ini. Atau mereka buta hingga tak dapat melihat kalau aku ini sudah menjalankan segala yang dimaksud dengan kebaikan? Seperti ikan bandeng, demi kebaikan,...
BACA SELENGKAPNYA

Jakarta (4)

PADA dasarnya mereka adalah hewan-hewan yang tidak siap menderita. Pada dasarnya jiwa meraka amat kerdil dan melata seperti cacing. Adakah reptile yang mampu merangkak di jalan aspal yang memuai oleh sengatan matahari?         Bahkan di undakan pasir, cacing-cacing tidak mampu bertahan sekedar untuk hidup. Berbahagialah kalian yang dituduhkan sebagai kecoa karena bisa...
BACA SELENGKAPNYA

Bukittinggi

BERBAHAGIALAH karena orang-orang masih mencintai-mu setinggi langit sedalam laut. Jangan kau balas dengan kebencian.         Ini kota memang telah jatuh, sebelum Baghdad runtuh. Sebelum menara kembar tumbang di New York. Mungkin Washington akan luluh lantak, bersama amarah umat yang kian mengeras. Bersama gerhana yang mengekal.         Dulu...
BACA SELENGKAPNYA

Bandung

DI kota ini regas bangsaku gemeretakan. Jelaga selingkuh di angkasa. Jalan-jalan pada bunting: Melahirkan lapak kaki lima, pedagang asongan, calo, hingga penjahat bermata satu. Di utara, hutan pinus hijrah ke dalam jambangan. Tahukah kamu mengapa bah menggelontor di bahorok? Menerjang kerongkongan yang kerontang? Dan kau tahu, kemarau jadi hantu yang bersarang disumur-sumur.     Setiap...
BACA SELENGKAPNYA

Dialog Imajiner dengan Imam Samudra

PADA masa lampau, nenek moyang kalian mematuk terang-terangan. Pala, lada, palawija, pasir, gambir, tebu, batu, jagung, gandum, bandeng, rebon, rebana, sirsak, minyak, granit, emas, tuak, cokelat, karet, bebek, babi, dan masih bergudang-gudang barang, kalian cokok dari ubun-ubun. Nenek moyang kami jadi cekcok, lalu saling golok. Rebah tubuh, simbah darah. Hey para imprealis, maka terimalah ledakkan...
BACA SELENGKAPNYA

Yth. Reza Idria

Doa Sewaktu Sakit AKU tengah ditenung murung, diterjang malang. Aku kini terbantal, lemas dan cemas, sehabis dihardik tasik yang tiba-tiba berisik. Mohon bacakan doa-doa. Lalu si pemalu yang ragu-ragu dengan perasaan jingga, bersayap merah merona, ikut berlalu di sebalik amuk samudra raya. Jadilah aku  kini lelaki lama yang menyendiri.1 Mohon bacakan doa-doa     Lenguh dari...
BACA SELENGKAPNYA

Yth. Nayu Novita

: Athena ADIKKU, kau adalah sebuah celah terpilih yang menjadi akhir tujuan para peziarah. Bukit Lycabettus dan Acropolis, menjulang megah di dada-mu, kenyal dan pepal. Berabad-abad filsuf menghisap putingnya. Tiga hal yang selalu terkenang dari wajah-mu:  senyuman, tatapan, dan … (kau isi sendiri). Aku bersimpuh, memberikan segala penghormatan, dan kutulis puisi cinta yang berakhir bahagia.            ...
BACA SELENGKAPNYA

Yth. Nona Naomi Nauli

customize-news.blogspot.com : Epidavros Theatre HARI nyaris sore ketika aku berpakansi ke gigir kota. Langkahku sampai juga di lubuk terdalam Epidavros Theatre. Rasa damai langsung menjalar. Jiwa-mu yang tentram, istirah di antara tiga bukit, dari mana matahari terhijab, suara terhalau. Ada sederet pohon platan berbanjar di kaki langit, matahari tinggal bayangan, sedang senyap telah turun dari...
BACA SELENGKAPNYA

Yth. Made Wianta

plaka.jpg : Plaka BUKIT Mycenae suatu sore. Senja berkemas diwajah-mu, Wianta. Membuat-mu tambah kuning langsat dan sulit ditebak. Kau pun nampak lebih tambun dan makin keranjingan anggur. Tapi bukan persoalan. Toh matahari yang kalis akan kembali bangkit, atau hujan pasti reda seperti di Plaka. Kecuali cinta. Terus bergemuruh. Mengilhami para penyair. Namun mengapa puisi-mu lahir sebagai anak...
BACA SELENGKAPNYA

Yth. Fozan Santa

rencong.jpg : Rencong ADA seribu pintu dan seribu jendela, tertutup rapat-rapat, menyerupai jeruji dilengkapi terali. Di dalamnya dipeti-es-kan seribu misteri, seribu gigil, seribu luka tak terucap. Aku membukanya tidak dengan maksud mengingatkan-mu pada seribu pembunuhan tanpa alasan, seribu perang tidak seimbang, seribu musibah dan wabah, seribu puteri yang tengah menangis di Negeri Serambi,...
BACA SELENGKAPNYA
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...